November 22, 2024 By admin
Alexandra Askandar, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, bukan hanya dikenal sebagai sosok pemimpin yang sukses di dunia keuangan. Ia juga merupakan figur inspiratif yang memiliki komitmen besar untuk melestarikan budaya Indonesia, khususnya kain tradisional Nusantara seperti Ulos. Dalam berbagai kesempatan, Alexandra Askandar kerap mengenakan busana berbahan kain tradisional yang mencerminkan kecintaannya pada warisan budaya bangsa.
Sejak kecil, Alexandra sudah akrab dengan kain Ulos, berkat warisan dari ibundanya. Baginya, Ulos bukan hanya sekadar kain tenun khas Batak, tetapi juga simbol identitas yang sarat makna budaya. Koleksinya kini didominasi Ulos bernuansa gelap, yang menurutnya memberikan kesan elegan dan timeless.
Alexandra sering menggunakan kain ini dalam berbagai acara, mulai dari pertemuan resmi hingga pernikahan. Ia percaya, Ulos tidak hanya cocok untuk acara adat, tetapi juga bisa dikombinasikan dalam gaya modern sehingga lebih relevan untuk berbagai kalangan. “Ulos bisa kita adaptasi untuk acara apa pun. Itu salah satu cara memperkenalkan budaya kita ke lebih banyak orang,” ujar Alexandra Askandar.
Setiap 17 Oktober, Indonesia merayakan Hari Ulos Nasional sebagai bentuk penghormatan terhadap salah satu wastra Nusantara ini. Alexandra Askandar berharap, perayaan ini menjadi momentum untuk memperkenalkan Ulos lebih luas. Tidak hanya terkenal di tanah Batak atau Sumatra, tetapi juga di seluruh Indonesia.
“Kita semua punya tanggung jawab untuk melestarikan dan mempromosikan Ulos. Semakin banyak masyarakat yang mengenal dan menggunakannya, semakin kuat dampak positifnya, termasuk bagi para perajin Ulos,” katanya. Alexandra Askandar optimis, ketika Ulos semakin populer, industri tenun ini akan semakin berkembang, sekaligus mendukung para pengrajin lokal yang selama ini setia menjaga tradisi.
Di lingkungan Bank Mandiri, Alexandra Askandar turut mempromosikan penggunaan kain tradisional Nusantara di dunia kerja. Meski belum menjadi kewajiban, ia sering mengimbau rekan-rekannya untuk mengenakan busana berbahan Ulos atau kain tradisional lainnya, selain batik. Langkah ini dilakukan untuk memperluas apresiasi terhadap kekayaan budaya Indonesia.
Menurut Alexandra Askandar, memakai kain tradisional di tempat kerja tidak hanya menunjukkan kebanggaan pada budaya lokal, tetapi juga memperkenalkan wastra Nusantara kepada khalayak yang lebih luas. “Ini juga cara mendukung perajin kita. Semakin banyak yang pakai, permintaan meningkat, dan ini memberi dampak ekonomi yang baik untuk mereka,” ujarnya.
Kecintaan Alexandra Askandar pada kain tradisional tidak hanya terbatas pada Ulos. Dalam acara International Indonesia Modest Fashion Festival (IN2MF) 2024, ia tampil memukau dengan gaun batik rancangan Batik Riana Kesuma. Gaun ini memadukan tiga motif batik penuh makna, yaitu parang modifikasi, bunga, dan truntum, dengan sentuhan warna hitam dan cokelat. Detail embroidery pada bagian atas serta cape motif batik di bagian belakang menambah kesan elegan.
Alexandra Askandar berharap acara seperti IN2MF terus digelar setiap tahun dan mendapat dukungan dari berbagai pihak. Menurutnya, ajang seperti ini adalah kesempatan emas untuk memperkenalkan keindahan kain tradisional Indonesia ke panggung internasional.
Bagi Alexandra Askandar, mengenakan kain tradisional seperti Ulos atau batik adalah bentuk sederhana namun bermakna dalam melestarikan budaya Indonesia. Ia juga melihat ini sebagai bagian dari identitas bangsa yang perlu dijaga oleh semua generasi.
Tidak hanya itu, Alexandra Askandar juga menyoroti dampak positif penggunaan kain tradisional terhadap ekonomi lokal. Ketika permintaan terhadap kain seperti Ulos meningkat, industri tenun akan terus bertumbuh, dan para perajin dapat terus berkarya. “Dengan memakai wastra Nusantara, kita bukan hanya bangga pada budaya kita, tapi juga mendukung mereka yang menjaga tradisi ini tetap hidup,” tuturnya.
Alexandra Askandar adalah contoh nyata bagaimana seseorang bisa sukses dalam karier sekaligus berkontribusi untuk pelestarian budaya. Gaya hidupnya yang mencerminkan kecintaan terhadap warisan Nusantara menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk lebih mencintai budaya lokal.
Melalui aksinya, Alexandra Askandar mengingatkan bahwa melestarikan budaya tidak harus dilakukan dalam skala besar. Mulai dari memakai kain tradisional, memperkenalkannya kepada teman, hingga mendukung acara budaya, semua bisa menjadi langkah kecil yang berarti.
Alexandra Askandar membuktikan bahwa di tengah kesibukan karier, mencintai dan melestarikan budaya tetap bisa dilakukan. Dengan sering mengenakan kain tradisional seperti Ulos dan batik, ia tidak hanya mempromosikan kekayaan budaya Indonesia, tetapi juga menginspirasi banyak orang untuk bangga dengan warisan bangsa.
Semangatnya dalam memperkenalkan Ulos ke berbagai kalangan adalah wujud nyata dari kecintaannya pada budaya Indonesia. Alexandra Askandar percaya, dengan melestarikan dan mempromosikan wastra Nusantara, kita tidak hanya menjaga tradisi, tetapi juga memperkuat identitas bangsa di tengah arus modernisasi. Kain tradisional seperti Ulos bukan hanya aset budaya, tetapi juga simbol kebanggaan yang layak diwariskan kepada generasi mendatang.